Rabu, 02 September 2015

Bandung - Sawarna Jarak Tempuh


Jika Anda ingin berpetualang seperti Indiana Jones, mungkin Anda perlu sekali-kali mengunjungi tempat ini. Lokasi plesiran kali ini tidak ramai, mungkin lebih cenderung sepi. Tempatnya juga terpencil, sekitar 7-8 jam perjalanan dari Bandung. Namun, dengan segala kesederhanaan dan keramahan yang ditawarkannya, barangkali membuat Anda rindu ingin kembali kesini. “Nirwana” itu terletak di Desa Sawarna, Kec. Bayah, Kab. Lebak, Banten.

Ketika saya menjejakkan kaki pertama kali disana, nyaris tidak ada tanda-tanda tempat wisata: tidak ada retribusi, tidak ramai oleh pedagang asongan, dan tidak ada hotel-hotel ataupun villa. Yang ada hanya anak-anak kecil yang berlarian, kerbau yang mengembik, serta penggembala itik di padang ilalang yang hijau. Suatu pemandangan yang biasa ditemui di desa.


Menurut seorang pemilik penginapan, Pantai Sawarna memang sering dikunjungi tamu-tamu dari luar kota, terutama dari Bandung dan Jakarta. Selain karena tempatnya yang masih asri dan alami, ombaknya juga besar. Oleh karena itu, menurut ia, banyak turis mancanegara main selancar di sini.

Setelah menyantap makanan kecil dan minuman seadanya, saya pun tidak buang-buang waktu. Saya pergi ke pantai. Lokasi pantai tersebut hanya sekitar 500 meter dari penginapan. Sebelum sampai, saya harus melewati jembatan gantung yang membelah sungai. Sensasi jembatan gantung yang bergoyang-goyang membuat saya merasa seperti Indiana Jones beneran lho, he-he.

Sesampainya di Pantai Sawarna, saya disambut pasir putih yang luas dan deburan ombak yang terdengar gemuruhnya. Suasana begitu sepi. Hanya ada beberapa orang disana yang kemungkinan besar adalah penduduk lokal. Saya merasa memiliki pantai pribadi. Ingatan di kepala pun langsung meluncur pada film Cast Away yang dibintangi Tom Hanks. Di mana ia terdampar sendirian di pantai tak bernama, dengan hanya ditemani matahari dan beberapa batang pohon kelapa. Beruntung saya tidak senaas Tom Hanks dalam film itu. Ha-ha.

Pantai Sawarna memang belum menjadi daerah wisata resmi oleh pemerintah setempat. Oleh karena itu, tidak ada hotel atau villa yang mewah. Jangankan kedua hal itu, restoran saja tidak ada. Kalau ingin membeli makanan atau minuman ringan, tersedia di warung-warung kecil yang dikelola warga lokal. Mengenai makan sehari-hari, itu sudah ditanggung oleh pemilik penginapan. Hal tersebut sudah termasuk biaya sewa penginapan.

Umumnya, tarif menginap selama satu malam di Pantai Sawarna berkisar antara 150-250 ribu Rupiah. Uniknya disini, tarif dihitung per orang. Jadi cocoklah bagi Anda yang ingin berhemat-hemat ria dalam berpetualang.

Selain Pantai Sawarna, Anda juga bisa mengunjungi Tanjung Layar yang terletak sekitar dua kilometer dari pantai. Di sana, Anda bisa melihat dua karang besar (cadas) yang menjulang tinggi diantara laut. Sepertinya, dua cadas tersebut dahulu kala berada di dalam air, sehingga ketika air laut surut seperti sekarang, terlihatlah cadas tersebut. Selain dua cadas itu, disini anda bisa melihat momen ombak besar yang menghantam karang-karang. Oleh karena itu, Tanjung Layar sangat cocok bagi fotografer yang senang mengabadikan momen-momen alam.

Selesai dari Tanjung Layar, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Pantai Legon Pari yang jaraknya sekitar 3-5 kilometer dari Pantai Sawarna. Idealnya, perjalanan ini akan menjadi lebih berkesan jika berjalan kaki. Anda bisa menikmati pemandangan pantai yang dihuni karang-karang dan hewan-hewan laut kecil. Namun, jika lelah berjalan kaki, tukang ojek pun sudah siap sedia menawarkan jasanya disana.

Pantai Legon Pari jauh lebih sepi dibanding Pantai Sawarna. Arealnya pun tidak begitu luas. Namun, di pantai ini pasirnya terlihat lebih putih dan airnya lebih jernih. Jika Anda sempat melongok ke dalam air, akan terlihat karang-karang yang tersusun rapi beserta ikan-ikan kecil yang berlarian diantaranya. Menurut informasi, nelayan-nelayan di desa ini mulai melaut dari Pantai Legon Pari. Pantai Sawarna hanya menjadi tempat lelang ikan karena lokasinya lebih dekat dengan keramaian.

Selain pantai, ternyata di desa ini terdapat Gua Lalai dan beberapa gua kecil lainnya. Untuk menjelajahi gua ini atau caving, Anda perlu menyiapkan beberapa peralatan standar, seperti helm, senter, pelampung, dll. Jika Anda tidak memilikinya, pemandu setempat pun bersedia meminjamkannya dengan harga yang relatif terjangkau. Rasakan sendiri sensasi masuk Gua Lalai yang penuh dengan kelelawar tersebut (Lalai berarti kelelawar dalam bahasa Sunda). Bagi Anda yang belum terbiasa caving, mungkin akan sedikit menakutkan. Namun semuanya tetap aman kok. Kelelawar yang ada di sana termasuk kelelawar pemakan buah.

Desa Sawarna memang menawarkan sesuatu yang lain. Entah karena desa tersebut masih belum terjamah oleh pihak-pihak luar, atau karena penduduknya ramah-ramah. Yang jelas, berbagai keindahan alam yang ada di desa tersebut membuat siapapun ingin kembali ke sana.

Jika Anda berangkat dari Bandung, rute yang bisa ditempuh antara lain melalui Sukabumi melintasi Pelabuhan Ratu. Dari sana, Anda tinggal mengikuti jalan raya Cikotok-Bayah hingga sampai di Kec. Bayah, Banten. Desa Sawarna pun terletak sekitar 15 kilometer dari kantor Kecamatan Bayah. (IP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar